Viral tulisan di laman Facebook soal hubungan yang tidak sehat, atau sering disebut toxic relationship. Tulisan di akun Facebook The idealist itu telah dibagikan sebanyak 17 ribu kali. Dalam tulisan itu dijelaskan, sejumlah pria bisa menjadi racun bagi kesehatan perempuan.
Sebab, pria tersebut tidak mencintai dengan benar dan juga tidak ingin melepaskan. Mereka akan meminta kesempatan pada pasangannya, dan berujar akan berubah. Namun, sang pria yang disebut beracun itu akan terus mengulangi kesalahannya.
Sehingga, pada akhir tulisan dianjurkan agar tidak mendengarkan janji dari pria beracun itu. "Beberapa pria bisa begitu beracun bagi kesehatan Anda. Mereka tidak ingin mencintaimu dengan benar, tetapi mereka juga tidak ingin melepaskanmu, " tulis akun itu.
Berikut tulisan lengkap dalam unggahan tersebut: Lantas bagaimana kata psikolog? Psikolog keluarga, Adib Setiawan, SPsi MPsi, memberikan tanggapannya.
Ia mengatakan, toxic relationship banyak terjadi di masyarakat. Psikolog di www.praktekpsikolog.com ini menyebut, sang perempuan memiliki ikatan emosional dengan pasangannya. Sehingga, sulit bagi sang perempuan untuk melepaskan pria tersebut.
Perempuan itu kemungkinan juga sudah merasa nyaman bersama pasangannya. "Perempuannya sudah memiliki ikatan emosional, akhirnya tidak yakin jika putus dengan pria itu." "Satu sisi nyaman, tapi di sisi lain juga menderita," papar Adib.
Menurutnya, semua orang pasti memiliki keinginan untuk berubah jika melakukan kesalahan. Tak heran, jika pria yang beracun itu berjanji ingin berubah. "Sepanjang ada komunikasi, setiap manusia pasti ingin berubah."
"Setiap manusia itu saling memperhatikan, dan semua pasangan bisa melakukan itu." "Misalnya si pria setia pada pasangan, itu juga harus lihat konteks." "Artinya ada komunikasi yang ingin dibangun, sehingga membangun sebuah kesepakatan," paparnya.
Namun, psikolog yang berkantor di Bintaro, Jakarta Selatan, ini mengimbau agar tak sepenuhnya berharap. Perempuan yang terjebak dalam toxic relationship juga harus menaruh rasa curiga pada pasangannya. "Ketika komunikasi dibangun dan memperoleh kesepakatan, kalau bisa jangan berharap 100 persen."
"Ketika nikah pun, orang tidak boleh berharap 100 persen." "Harus ada curiga atau apa, apalagi kalau masih pacaran," terang Adib. Ia menyebut, hubungan yang dijalin merupakan proses pendewasaan bagi pasangan tersebut.
Orang tak bisa begitu saja mengatakan untuk berpisah dengan pasangannya. "Berpacaran ini suatu proses menjadi dewasa, ada indikator tertentu si cowok ini bisa dipercaya atau enggak." "Untuk bilang putus ini berat, perempuan yang dalam posisi down itu tidak mudah."
"Bisa diucapkan (putus), tapi dijalani juga berat memang," ucap Adib. Psikolog yang juga berpraktik di Klinik Terapi Anak dan Dewasa YPPI di Pondok Aren, Tangerang Selatan, ini pun memberi saran. Ia menganjurkan, orang yang terjebak dalam toxic relationship agar fokus dengan kegiatan yang dilakukan.
"Tapi paling tidak yang menjalani ini jika masih mahasiswa, fokus kuliah dan belajar." "Ketika si cowok benar benar tidak bisa diharapkan, si perempuan sudah siap," pungkasnya.