PSSI telah memutuskan akan melanjutkan kompetisi sepak bola Indonesia pada September atau Oktober mendatang. Wacana kompetisi tanpa degradasi pun menjadi salah satu yang dibahas pada rapat PSSI yang mengundang seluruh klub peserta Liga 1 dan Liga 2. Wacana tanpa degradasi juga sempat mengundang beragam komentar dari praktisi di dunia lapangan hijau ini.
Pelatih Persita Tangerang, Widodo Cahyono Putro pun memberikan tanggapannya perihal wacana tanpa degradasi. "Saya memikirkan itu secara menyeluruh ya. Tentunya banyak pertimbangan yang menjadi alasan mengapa wacana itu muncul. Baik dari kondisi keuangan klub, fasitilitas kesehatan, serta variabel lain ketika kompetisi sudah digulirkan," bukanya kepada Warta Kota, belum lama ini. Menurutnya, tidak mudah untuk menjalankan kompetisi di tengah pandemi Covid 19.
Ia memberikan contoh, bila satu tim peserta kompetisi terpapar nantinya, tentunya sulit bagi tim itu untuk melanjutkan kompetisi. Selain itu,Widodo mengatakan isu pertandingan tanpa penonton serta, tim yang juga memikirkan sponsor menjadi alasan mengapa kompetisi tanpa degradasi dianggap layak saat kondisi masih pandemi. "Tidak boleh melihat hanya sepotong potong, harus keseluruhan. Belum lagi, apakah nanti digulirkan di Jawa, dan tentu klub harus mempersiapkan diri termasuk akomodasi selama di Jawa," tambahnya.
Satu hal lainnya mengarah pada kondisi pemain. Pelatih yang sukses membawa Persita promosi ke Liga 1 Indonesia tahun 2019 lalu ini menjelaskan, kompetisi menggunakan sistem degradasi akan menuntut pemain untuk mengerahkan seluruh kemampuannya dalam bertanding yang dianggap beresiko pada imun tubuh pemain. "Dalam keadaan pandemi, tentunya kondisi kesehatan pemain sangat penting ya. Jadi layak atau tidak, cocok atau tidak, semua harus dipikirkan secara matang," tutupnya.