Perjalanan dalam safari politiknya kini berlabuh di kediaman Dr Dra Hj atau akrab disapa , pada Rabu (4/3/2020). Tidak hanya bersilaturahmi, sapaan , mengaku belajar politik dari sahabat ibundanya, Mien Uno itu. Pertemuan dimulai dengan sarapan di kediaman yang berada di Jalan Cipaganti, Bandung, Jawa Barat.
Dalam kesempatan tersebut, menyuguhkannya aneka surabi khas Bandung. Penganan khas sunda itu tidak hanya dibalut gula merah cair ataupun sambal seperti biasanya. Kali ini, Surabi dibalut dengan aneka topping, mulai dari oncom, ikan, keju hingga coklat.
"Ada surabi manis, Ada surabi amis. pokoknya lengkap deh untuk ," ungkap Bangga. Tawaran yang disampaikan Ceu Popong tidak disisa siakan Sandi. Sembari menikmati aneka surabi, yang ditemani dan suaminya, Raden Otje Djundjunan, mantan Wali Kota Bandung itu berbincang banyak.
Perbincangan meliputi sejarah pendidikan yang diketahui teman sekelas ibunya hingga peluang kewirausahaan saat ini. Menurut , surabi menjanjikan peluang usaha yang baik. Sebab, makanan tradisional yang semula monoton dan hanya ditemukan di kampung kini banyak dimodifikasi anak muda.
Mereka katanya memberikan sentuhan mulai dari rasa hingga warna dengan beragam toping surabi. "Surabi ini bisa jadi peluang usaha yang baik untuk anak anak muda. Banyak ragamnya dan ini makanan yang Bandung banget," ungkap Sandi. Usai berbincang dan menikmati Surabi, mengajak berkeliling rumah.
Sandi pun melihat sebuah benda yang sangat unik, yakni sebuah palu kayu lengkap dengan alas pemukulnya. Palu itu diungkapkan merupakan palu bersejarah ketika memimpin sidang paripurna perdana pada tahun 2014 silam. "Jadi palu ini bersejarah karena tahun 2014 memimpin sidang pertama," ungjkap menunjukkan palu bersejarah.
"Sebagai yang tertua," potong . "Sebagai yang tersenior," balas tersenyum. Senyum yang merekah pun dibalas dengan kisah ketika memimpin sidang paripurna bersama Ade Rezky Pratama.
Sidang sidang paripurna penetapan Pimpinan DPR periode 2014 2019 yang semula ricuh dan memanas itu berakhir dengan tawa. Pasalnya, palu pimpinan sidang yang semula digenggam justru hilang saat Ceu Popong hendak emntup sidang. "Dan pada saat mau mengetuk palu ini, 'Eh di mana paluna? (palunya), paluna?'," kelakar menirukan ekspresi yang kebingungan ketika itu.
"Paluna euweuh (tidak ada)," balas tertawa terbahak. "Palu na eweuh," tambah . "Nah ini akhirnya dikirim menjadi pajangan di sini," ungkap sembari menaruh palu di rak foto milik .
"Nuhun," ujar Ceu popong kembali tertawa. "Semoga menjadi pengingat sidang paling panas dalam sejarah," celoteh . Mendengar pernyataan , tidak dapat berkata kata.
Dirinya terlihat tertawa terbahak bahak mengingat peristiwa menghebohkan yang pernah dialaminya itu. Atas pertemuan serta pengalaman yang telah dibagikan dalam kunjungan ke kediamannya, mengucapkan terima kasih.